Seoranglaki-laki di atas agama sahabat dekatnya, maka hendaknya seseorang di antara kalian melihat kepada siapa dia bersahabat. tergantung keadaan sahabat dekatnya. Jika sahabatnya itu shalih, maka dia akan terkena imbas baiknya pada kehidupan dan kepribadiannya, begitu juga sebaliknya. yaitu hendaknya jangan memilih teman dekat Seseorang tergantung pada keadaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah kalian siapa yang akan menjadi teman karib kalian Karena memang asalnya seseorang akan mencontoh teman dekatnya." (Tuhfatul Ahwadzi, 7/42) Keutamaan memiliki teman bergaul yang baik di dunia. Berikutadalah 5 tanda seseorang tidak menganggap kamu sebagai teman dekatnya. 1. Tidak pernah cerita tentang pribadinya Kalau dia memang teman dekat kamu, pasti akan menceritakan apa saja hal-hal pribadinya walaupun itu bukan cuma masalah. Sedangkan kamu mungkin sering bercerita kepadanya urusan pribadimu ataupun persoalan cinta. PengaruhTeman Bergaul yang BaikTeman bergaul dan lingkungan yang Islami, sungguh sangat mendukung seseorang menjadi lebih baik dan bisa terus istiqomah. Seb Seseorang tergantung pada agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang dia jadikan sebagai teman dekat." Terinspirasi oleh statusnya Ust. Wira Mandiri Bachrun Makahendaklah salah seorang dari kamu memperhatikan dengan siapa ia berteman" (HR. Tirmidzi). Dua dalil tersebut cukup kiranya menjadi dasar untuk berhati-hati dalam memilih teman. Karena sangat dimungkinkan seseorang terpengaruh oleh akhlak dari teman dekatnya. KbdVn. Dalam pertemanan kadang kita menganggap seorang teman itu menjadi dekat karena sudah lama kenal dengannya. Namun, belum tentu teman kita menganggapnya sama, mungkin dia tidak merasa kita sudah benar-benar dekat dengannya. Hal itu pun membuat kamu jadi kecewa. Nah, tapi ada tanda-tandan kalau dia benar-benar teman dekat kamu atau tidak. Berikut adalah 5 tanda seseorang tidak menganggap kamu sebagai teman dekatnya. 1. Tidak pernah cerita tentang pribadinya Kalau dia memang teman dekat kamu, pasti akan menceritakan apa saja hal-hal pribadinya walaupun itu bukan cuma masalah. Sedangkan kamu mungkin sering bercerita kepadanya urusan pribadimu ataupun persoalan cinta. Berarti dia memang bukan teman dekatmu. 2. Tidak tahu tentang dirimu Seorang teman dekat itu pasti tahu apa yang kita suka atau enggak, karena memang dia sering melihat dan mengamati kita setiap waktu. Misalnya, dia tahu apa makanan favorit sampai film kesukaan kita. Namun, kalau dia tidak tahu tentang dirimu itu, maka dia bukanlah teman dekatmu yang memang tidak mencari tahu siapa dirimu lebih lanjut. 3. Tidak pernah jalan denganmu Teman dekat itu pasti sering dong jalan kemana-mana hanya berdua saja. Contohnya, seperti sering nongkrong bersama, ke mall, atau nonton film. Tapi kalau kamu selama ini berteman dengannya dan tidak pernah menghabiskan waktu bersama, jangan dulu anggapnya sebagai teman dekat kamu. 4. Berbicara dengan bahasa formal atau kaku Kamu juga bisa mengetahui seseorang itu teman dekatmu dari gaya bicaranya. Biasanya seorang teman dekat itu saat ngobrol denganmu menggunakan bahasa yang santai, ringan, dan juga ada humornya. Begitu juga sebaliknya, dia yang tidak menilai kamu sebagai teman dekatnya cenderung berbicara dengan bahasa yang formal. Jika kamu tahu dia memang bukan teman dekatmu, lebih baik jangan lagi mencoba dekat dengannya. Karena nanti kamu akan selalu merasa dijauhi. 5. Tidak memberitahu kamu saat ada masalah Ketika dia ada sebuah masalah, tapi kamu orang yang terlambat tahu akan hal itu. Bahkan, kamu tahunya dia mendapat masalah itu dari orang lain. Kalau dia memang teman dekatmu, seharusnya kamu adalah orang pertama yang dia cari untuk curhat denganmu. Nah, itulah 5 tanda seseorang tidak menganggap kamu sebagai teman. Penting untuk mengetahui dia adalah teman dekatmu atau tidak. Karena jangan sampai selama ini kamu sudah menganggapnya sebagai teman dekat, padahal dia tidak menganggapnya demikian. Teman bergaul dan lingkungan yang Islami, sungguh sangat mendukung seseorang menjadi lebih baik dan bisa terus istiqomah. Sebelumnya bisa jadi malas-malasan. Namun karena melihat temannya tidak sering tidur pagi, ia pun rajin. Sebelumnya menyentuh al Qur’an pun tidak. Namun karena melihat temannya begitu rajin tilawah Al Qur’an, ia pun tertular rajinnya. Perintah Agar Bergaul dengan Orang-Orang yang Sholih Allah menyatakan dalam Al Qur’an bahwa salah satu sebab utama yang membantu menguatkan iman para shahabat Nabi adalah keberadaan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di tengah-tengah mereka. Allah Ta’ala berfirman, وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آَيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ “Bagaimana mungkin tidak mungkin kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan barangsiapa yang berpegang teguh kepada agama Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” QS. Ali Imran 101. Allah juga memerintahkan agar selalu bersama dengan orang-orang yang baik. Allah Ta’ala berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benarjujur.” QS. At Taubah 119. Berteman dengan Pemilik Minyak Misk Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita. مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً “Seseorang yang duduk berteman dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Hadits ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Dan hadits ini juga menunjukkan dorongan agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”[1] Memandangnya Saja Sudah Membuat Hati Tenang Para ulama pun memiliki nasehat agar kita selalu dekat dengan orang sholih. Al Fudhail bin Iyadh berkata, نَظْرُ المُؤْمِنِ إِلَى المُؤْمِنِ يَجْلُو القَلْبَ “Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain akan mengilapkan hati.”[2] Maksud beliau adalah dengan hanya memandang orang sholih, hati seseorang bisa kembali tegar. Oleh karenanya, jika orang-orang sholih dahulu kurang semangat dan tidak tegar dalam ibadah, mereka pun mendatangi orang-orang sholih lainnya. Abdullah bin Al Mubarok mengatakan, “Jika kami memandang Fudhail bin Iyadh, kami akan semakin sedih dan merasa diri penuh kekurangan.” Ja’far bin Sulaiman mengatakan, “Jika hati ini ternoda, maka kami segera pergi menuju Muhammad bin Waasi’.”[3] Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami murid-murid Ibnu Taimiyyah, jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasehat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang”.[4] Lihatlah Siapa Teman Karibmu! Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ “Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”. HR. Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2/344, dari Abu Hurairah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ 3545. Al Ghozali rahimahullah mengatakan, “Bersahabat dan bergaul dengan orang-orang yang pelit, akan mengakibatkan kita tertular pelitnya. Sedangkan bersahabat dengan orang yang zuhud, membuat kita juga ikut zuhud dalam masalah dunia. Karena memang asalnya seseorang akan mencontoh teman dekatnya.”[5] Oleh karena itu, pandai-pandailah memilih teman bergaul. Jauhilah teman bergaul yang jelek jika tidak mampu merubah mereka. Jangan terhanyut dengan pergaulan yang malas-malasan dan penuh kejelekan. Banyak sekali yang menjadi baik karena pengaruh lingkungan yang baik. Yang sebelumnya malas shalat atau malas shalat jama’ah, akhirnya mulai rajin. Sebaliknya, banyak yang menjadi rusak pula karena lingkungan yang jelek. Semoga Allah mudahkan dan beri taufik untuk terus istiqomah dalam agama ini. Disusun di Sakan 27, KSU, Riyadh, KSA, pada 26 Syawal 1431 H 4/10/2010 Penulis Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Baca Juga Meminta Traktir Teman, Apa Sama dengan Mengemis? Berteman dengan Non Muslim, Bolehkah? [1] Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, 4/324, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379 [2] Siyar A’lam An Nubala’, 8/435, Mawqi’ Ya’sub. [3] Ta’thirul Anfas min Haditsil Ikhlas, Sayyid bin Husain Al Afani, hal. 466, Darul Affani, cetakan pertama, tahun 1421 H [4] Lihat Shahih Al Wabilush Shoyyib, antara hal. 91-96, Dar Ibnul Jauziy [5] Tuhfatul Ahwadzi, Abul Ala Al Mubarakfuri, Darul Kutub Al Ilmiyyah, Beirut, 7/42 Jakarta - Lingkaran pertemanan, atau yang dalam bahasa Inggris disebut circle, turut mempengaruhi kepribadian seseorang. Hal itu juga memungkinkan akan menentukan puncaknya tersebut dikatakan Habib Ja'far dalam detikKultum detikcom, Sabtu 15/4/2023. Habib menyebut, circle dapat menentukan berbagai hal. Mulai dari hobi, pekerjaan, kuliner yang disukai, nasib, hingga agama. Circle dalam hal ini bisa berupa teman atau lingkungan."Dan puncaknya adalah apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad dalam riwayat Abu Hurairah, "Agama seseorang itu tergantung kepada teman dekatnya." Maka selektiflah dalam memilih teman atau menentukan lingkungan di mana kita tinggal," pinta Habib Ja'far. Habib Ja'far menerangkan hal ini dengan memberikan perumpamaan sebagaimana disebut dalam sabda Nabi SAW bahwasanya seseorang dengan temannya itu adalah seperti pandai besi dan penjual minyak SAW bersabda,مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةArtinya "Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi percikan apinya mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." HR Bukhari dan MuslimMenurut Habib Ja'far, perumpamaan dalam hadits tersebut mengajarkan kepada kita agar berhati-hati dalam memilih lingkungan pertemanan supaya tidak membawa pengaruh buruk bagi sisi lain, kata Habib Ja'far, hadits tersebut juga mengajarkan bahwa ketika kita memiliki keimanan yang kuat, ekonomi yang mapan, dan kesadaran yang tinggi, seharusnya kita juga berkumpul dengan orang-orang yang lemah ekonominya, lemah imannya, dan lemah demikian? Selengkapnya detikKultum Habib Ja'far Seseorang Tergantung Siapa Circle-nya, Selektiflah! tonton DI SINI. lus/lus Ilustrasi mendukung teman yang sedang berduka. Foto Shutter StockPertemanan adalah perkara muamalah yang turut dibahas dalam kajian Islam. Terdapat sejumlah ayat dan hadits yang menjelaskan tentang keutamaan pertemanan lengkap dengan kiat Swt menghendaki hamba-Nya berteman dengan landasan iman dan takwa. Hal tersebut sangat utama, karena bisa membawa seseorang kepada jalan yang benar dan sebaliknya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda"Seseorang tergantung pada agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang dia jadikan sebagai teman dekat."Secara tersirat, hadits tersebut menganjurkan setiap Muslim untuk selektif dalam memilih teman. Tidak diperkenankan baginya untuk berteman dekat dengan seseorang yang jauh dari ajaran Allah dengan kiat-kiat lainnya dalam memilih teman? Nah, berikut kumpulan hadits tentang memilih teman yang bisa Anda jadikan tentang Memilih TemanIlustrasi traveling bareng teman Foto Shutter stockPengaruh teman dapat menentukan karakter dan pemahaman agama seseorang. Dalam buku 99 Hadits Pilihan untuk Anak, disebutkan sebuah hadits Rasulullah yang berbunyi“Perumpamaan teman yang baik dan yang jahat adalah seperti orang yang membawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Yang membawa minyak wangi, boleh jadi dia memberimu, atau kamu membeli daripadanya, atau paling tidak kamu mendapatkan harum semerbak daripadanya. Adapun tukang pandai besi, boleh jadi bajumu terbakar karenanya, atau kamu mendapatkan bau busuk daripadanya." HR Al-Bukhari dan MuslimSecara tersirat, hadits tersebut menjelaskan tentang arti pertemanan bagi seseorang. Jika berteman dengan orang baik, seorang Muslim bisa menjadi baik. Namun, jika berteman dengan orang yang buruk, ia pun bisa ikut buku Aku Sudah Gede Ngobrolin Pubertas Buat Remaja Islam, dari Ibnu Asakir, Rasullah SAW bersabda "Hati-hati dengan teman yang jahat, karena sesungguhnya dengan kawan itu keadaanmu akan diketahui.”Hadits tersebut mengingatkan umat Islam untuk berhati-hati dalam memilih teman. Karena teman bisa mempengaruhi sikap dan perilaku jalan-jalan bersama teman ke pantai Foto ShutterstockJangan sampai salah dalam memilih dan mengakibatkan penyesalan berkepanjangan. Dalam surat al-Furqan ayat 27-29 Allah Swt berfirman"Dan ingatlah hari ketika itu orang yang zhalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, 'Aduhai kiranya dulu aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku dulu tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia.”Adapun kriteria teman yang baik dalam Islam telah dijelaskan Ibnu Qudamah melalui kitabnya. Mengutip Mukhtasar Minhajul Qashidin, beliau berkataوفى جملة، فينبغى أن يكون فيمن تؤثر صحبته خمس خصال أن يكون عاقلاً حسن الخلق غير فاسق ولا مبتدع ولا حريص على الدنيا“Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut orang yang berakal, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik, bukan ahli bid’ah, dan bukan orang yang rakus dengan dunia”Bagaimana pertemanan yang dihendaki Allah Swt?Bagaimana bunyi hadits tentang memilih teman?Bagaimana kriteria teman yang baik dalam Islam? 16. Julho 2020Cada pessoa tem sua característica, alguns são naturalmente extrovertidos, falantes e divertidos, outros mais reservados e introvertidos. De fato a personalidade é algo que em grande parte nos acompanha desde o nascimento e se constrói na primeira infância. Neste sentido poucas mudanças podem ocorrer na vida adulta. Mas quanto aos relacionamentos como conviver e se relacionar com um homem reservado?Envergonhado ou desinteressado?Pode ser que no início do relacionamento algumas características de personalidade são mais fáceis de aguentar, e que com o tempo isso se torne um desafio. Mas de fato quando isso começa a incomodar, como lidar com uma pessoa distante e introvertida? Até onde nós mesmos conseguimos aguentar? Como e quando dar apoio à pessoa introvertida?Uma questão de personalidadeA personalidade é uma mistura entre características genéticas e fisiológicas com as experiências e nossas relações com o mundo. Ou seja, apesar de grande parte de nossa personalidade já ser definida no nascimento e infância, a vivência familiar, os amigos, escola e trabalho também influenciam a personalidade. Na infância é mais fácil identificar aquelas que ficam soltas e se divertem em grupo com muitas gargalhadas enquanto outras ficam mais envergonhadas e visivelmente desconfortável. Pessoas introvertidas acabam tendo mais dificuldade em fazer amigos, se comunicar com outras pessoas e iniciar relacionamentos. Já que muitas vezes acabam sendo mal compreendidas e taxadas como anti sociais ou estranhas. Entretanto, isso pode ser uma grande erro, pois muitas vezes a timidez impossibilita a pessoa de se envolver mais. Artigo relacionado O que é SEXT – Dicas para esquentar suas mensagens O primeiro encontro com um homem reservadoNo dia do primeiro encontro já é possível identificar que ele mantém uma certa distância, mas ainda você não consegue entender se isso acontece apenas com você ou se esta realmente é uma característica dele. De qualquer forma, isto não é motivo para abandoná lo no meio do encontro, afinal pode haver várias razões para ele se comportar assim. Muitas pessoas não sabem ao certo o que dizer no primeiro encontro. A melhor coisa é se fazer é dar o tempo à pessoa para que fique mais à vontade, e depois tentar falar de assuntos mais divertidos para quebrar o gelo. Mesmo que não dê certo você pelo menos tentou. Como deixá-lo mais solto e leve quando estamos juntos?As vezes acontece de encontrarmos uma pessoa super especial, bonita, legal e que se encaixa perfeitamente na pessoa do nosso sonho. Porém ele parece um pouco distante e algumas vezes até um pouco frio, o que dificulta a aproximação de vocês. Mas isso não te impede de se apaixonar. Mas o fato é que essa frieza te deixa insegura. Pode ser que ele esteja apenas fazendo um jogo, sim pode não é raro. Mas a melhor forma de entender o que se passa é perguntar de forma objetiva. Pergunte à porque raramente ele toma iniciativa e porque sempre dá respostas curtas e objetiva. Este comportamento é por timidez ou desinteresse? Mas claro este tema é complexo para se ter todas as respostas. Em um relacionamento com um homem muitos de nós sabemos quando estamos apaixonados realizamos muitas características da pessoa que amamos. Porém com o passar dos tempos, até pequenos detalhes podem se tornar grandes obstáculos. Então essa distância e falta de iniciativa pode começar a te incomodar. Será que ele teve alguma experiência negativa no passado? Como uma traição por exemplo? E por isso age dessa forma para se proteger? Você pode tentar deixá-lo mais relaxado e descontraído, isso pode funcionar, já que alguns homens gostam e precisam de companheiras que os incentivem. Mas isso é claro sempre respeitando a vontade deles. E se isso se tornar um problema muito grande entre vocês, talvez seja melhor cada um seguir o seu caminho. Tenha em mente que é muito comum que pessoas reservadas e distantes tenham tido experiências ruins no passado e queiram apenas se proteger com este tipo de comportamento. Leia também Encontro virtual em tempos de quarentena

seseorang tergantung teman dekatnya