Dalamproses pengolahan minyak sawit (CPO) dihasilkan limbah cairan yang sangat banyak, yaitu sekitar 2,5 m3/ton CPO yang dihasilkan. Limbah ini mengandung bahan pencemar yang sangat tinggi, yaitu. 'biochemical oxygen demand' (BOD) sekitar 20.000‑60.000 mg/l (Wenten, 2004).
Secarakonvensional pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) dilakukan dengan sistem kolam yang terdiri dari kolam anaerobik dan aerobik dengan total waktu retensi sekitar 90-120 hari (Wulfert et al., 2000). Keuntungan dari cara ini antara lain adalah: • Sederhana • Biaya investasi untuk peralatan rendah • Kebutuhan energi rendah
Pabrikkelapa sawit banyak menggunakan air pengolah dan air umpan boiler yaitu 1500/liter/ton TBS. Sebaiknya letak pabrik ditempat datar untuk kolam-kolam pengendalian air limbah pabrik dan dekat dengan sungai yang deras. d.Letaknya diareal potensi TBS. Penentuan pabrik di areal potensi TBS dapat mengurangi biaya angkut panen.
PabrikMinyak Kelapa Sawit merupakan industri yang sarat dengan residu pengolahan. PMKS hanya menghasilkan 25-30% produk utama berupa 20-23% CPO dan 5-7% inti sawit kernel.Sementara sisanya sebanyak 70-75% adalah residu hasil pengolahan berupa limbah.Berdasarkan mutu limbah tersebut, setiap PKS wajib mengelola limbah cair tersebut.
PengolahanLimbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Kolam Anaerob Sekunder 1 Menjadi Pupuk Organik Melalui Pemberian Zeolit. Seminar Nasional Sains & Teknologi V, 616-628. Pandapotan, C.D. and Marbun, P. (2017). Pemanfaatan Limbah Lumpur Padat (Sludge) Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Sebagai Alternatif Penyediaan Unsur Hara Di Tanah Ultisol Utilization
TeknologiPengolahan Limbah Pabrik Kelapa Sawit September 8, 2014 5 Mins Read Minyak kelapa sawit (CPO) saat ini adalah sumber minyak nabati terbesar di dunia. Menurut laporan oil world pada tahun 2011, Minyak kelapa sawit memberikan andil sekitar 27% atau 46 juta ton terhadap total minyak nabati di dunia.
pyGZ7. MGN/Catur Pemkab Batubara, Sumut, menyegel pabrik minyak kelapa sawit karena melanggar aturan lingkungan hidup. PEMERINTAH Kabupaten Batubara, Sumatra Utara Sumut, menyegel sebuah pabrik kelapa sawit. Pasalnya pabrik itu telah melanggar sejumlah aturan terkait lingkungan hidup. Penyegelan dilakukan di PT Buana Sawit Indah BSI di Desa Perkebunan Petatal, Kecamatan Datuk Tanah Datar, Batubara, Kamis 08/06/2023 sore. Penyegelan dilakukan petugas gabungan dari Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Pemkab Batubara, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas Ketenagakerjaan Perindustrian dan Perdagangan, Satuan Polisi Pamong Praja dan pihak pemerintah kecamatan setempat. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Pemkab Batubara, Frans Siregar mengatakan penyegelan dan pembekuan sementara izin perusahaan dilakukan selama enam minggu. Jika hingga batas waktu tersebut pihak perusahaan tidak melaksanakan rekomendasi dari Pemkab Batubara, maka izin perusahaan akan dicabut secara permanen. Baca juga Studi Pulau Pohon di Kebun Kelapa Sawit Mampu Tingkatkan Keanekaragaman Hayati "Penyegelan ini terkait dengan ketidaktaatann perusahaan membuat izin terhadap limbah B3 dan cair," ujar Frans. "Ini kita buat pembekuan sementara, selama enam minggu. Jika tidak dilaksanakan maka akan dibekukan permanen," imbuhnya. Baca juga Petani Sawit Harus Mampu Produksi Bahan Baku untuk UMKM Adapun sejumlah aturan yang dilanggar pihak perusahaan di antaranya izin pemanfaatan limbah, uji parameter emisi boiler, uji parameter emisi genset, uji parameter kualitas udara ambien dan rekomendasi pengangkutan limbah B3. Z-3 Kinerja Pj Bupati Kepulauan Yapen Dapat Sorotan Masyarakat 👤Thomas Harming Suwarta 🕔Kamis 15 Juni 2023, 1803 WIB Mereka menyoroti tata kelola pemerintahan yang banyak menimbulkan gejolak sosial di masyarakat utamanya menyebabkan mundurnya perekonomian... Joyday Donasikan Laptop untuk Madrasah Tsanawiyah di Desa Sukamukti 👤Media Indonesia 🕔Kamis 15 Juni 2023, 1718 WIB Bantuan laptop diberikan agar kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lebih baik sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas...
Home News Jum'at, 09 Juni 2023 - 1055 WIB A A A PELALAWAN - Perburuan foto pekan ini adalah menyusuri perkebunan kelapa sawit milik PT Musim Mas Grup Musim Mas di Riau, tepatnya di Kelurahan Sorek, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan. Grup Musim Mas merupakan salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia yang beroperasi di 13 negara di Asia-Pasifik, Eropa dan Amerika. Indonesia merupakan lokasi kegiatan operasional utama, yang mencakup setiap rantai pasokan minyak kelapa sawit, mulai dari pembudidayaan berupa pengelolaan perkebunan hingga penyulingan serta manufaktur yang menghasilkan produk berbasis kelapa sawit yang memiliki nilai tambah sebelum di Sorek, PT Musim Mas memiliki lahan seluas lebih dari ha, yang memiliki fasilitas pembibitan, kilang dan pembangkit tenaga listrik, pusat penelitian dan pengembangan, mess, perumahan karyawan, sekolah PAUD, SD, SMP, tempat penitipan anak, supermarket, dan tempat ibadah. Terdapat kurang lebih karyawan beserta keluarga yang tinggal dan beraktivitas di area perkebunan ini. Yang menarik, pabrik pengilangan minyak sawit di Sorek ini merupakan satu dari 15 pabrik milik Musim Mas yang secara efektif menggunakan kembali, memulihkan dan mendaur ulang semua bahan selama produksi serta mengoperasikan 100% pabrik tanpa limbah secara efektif alias 100% zero waste yang digunakan untuk seluruh kebutuhan di area perkebunan berasal dari pengelolaan limbah pabrik, dengan menangkap gas metan untuk dijadikan daya hal pembibitan, Musim Mas terus melakukan kegiatan research and development R&D untuk meningkatkan hasil kelapa sawit, termasuk mengoptimalkan varietas yang ditanam sehingga menghasilkan minyak yang lebih tinggi dan memenuhi sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil RSPO dan Indonesia Sustainable Palm Oil ISPO. Di lokasi ini, selain terdapat laboratorium yang bertugas melakukan penelitian dan pengembangan bibit terbaik, Musim Mas juga melakukan penelitian terkait dengan hama dan predator yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pohon hal pemberdayaan dan pengembangan ekonomi masyarakat, PT Musim Mas sejak 2017 telah melakukan pembinaan terhadap asosiasi pekebun kelapa sawit, yang saat ini telah memiliki anggota sebanyak lebih dari 700 petani. Berkolabrasi dengan asosiasi pekebun sawit, PT Musim Mas terus melakukan pelatihan baik kepada para penyuluh pertanian lapangan PPL melalui program Training for Trainer maupun langsung kepada para petani melalui program Training for Small Holders. rat Copyright © 2023 All Rights Reserved. view/ rendering in seconds 25226
Perhitungan besarnya beban pencemaran yang masuk ke lingkungan tergantung pada kegiatan yang ada disekitar lingkungan tersebut. Untuk daerah pemukiman beban pencemaran biasanya diperhitungkan melalui kepadatan penduduk dan rata-rata perorang membuang limbah. Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan industri sangat bervariasi tergantung dari jenis dan ukuran industri, pengawasan pada proses industri, derajat penggunaan air, dan derajat pengolahan air limbah yang ada. Selain limbah cair, limbah padat sampah juga merupakan beban pencemaran yang dapat masuk ke lingkungan baik secara langsung maupun tak langsung. Secara konvensional pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit LCPKS dilakukan dengan sistem kolam yang terdiri dari kolam anaerobik dan aerobik dengan total waktu retensi sekitar 90-120 hari Wulfert et al., 2000. Keuntungan dari cara ini antara lain adalah • Sederhana • Biaya investasi untuk peralatan rendah • Kebutuhan energi rendah Akan tetapi bila ditelaah lebih lanjut, sistem kolam mempunyai beberapa kerugian antara lain • Kebutuhan areal untuk kolam cukup luas, yaitu sekitar 5 ha untuk pabrik kelapa sawit PKS dengan kapasitas 30 ton/jam. • Perlu biaya pemeliharaan untuk pembuangan dan penanganan Lumpur dari kolam. Untuk PKS yang menggunakan separator 2 fase, praktis semua lumpur sludge yang berasal dari buah mengalir ke kolam. Padatan tersuspensi dari Lumpur ini tidak akan/sedikit didegradasi sehingga konsentrasinya akan semakin meningkat dan akan mengendap di dasar kolam akan semakin menurun sehingga waktu retensi limbah akan turun dan kapasitas perombakkan kolam juga turun. Disamping itu pembuangan lumpur juga tidak dapat dilakukan pada semua bagian kolam karena luas dan dalamnya kolam. • Hilangnya nutrisi Semua nutrisi yang berasal dari limbah N, P, K, Mg, Ca akan hilang pada waktu limbah dibuang ke sungai. • Emisi gas metana ke udara bebas Hampir semua bahan organik terlarut dan sebagian bahan organik tersuspensi didegradasi secara anaerobik menjadi gas metana dan karbondioksida. Emisi gas metana ke udara bebas dapat menyebabkan efek rumah kaca yang besarnya 20 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan karbon dioksida. Jumlah gas metan yang diproduksi kolam limbah anaerobik sekitar 10 m3 setiap ton TBS diolah. Dengan memperhatikan kerugian pada penggunaan sistem kolam, maka perlu dikembangkan konsep alternatif pengolahan LCPKS secara terpadu. Konsep Alternatif Pengolahan LCPKS Pada tahap pertama, lumpur/padatan tersupsensi dipisahkan dengan dekanter atau dissolved air floatation dengan tujuan • Mengurangi kandungan COD, BOD, nitrogen dan pasir • Mengurangi masalah pada proses pengolahan berikutnya seperti foaming, sedimentasi dan penyumbatan pipa outlet reaktor karena adanya lumpur. Setelah lumpur dipisahkan, limbah cair yang kandungan utamanya adalah padatan terlarut di pompakan ke reaktor anaerobik unggun tetap/fixed bed, up flow anaerobic sludge blanket atau lainnya, dimana akan terjadi • Perombakan bahan organik menjadi biogas • Proses perombakan terjadi dalam waktu yang singkat dengan kinerja yang tinggi • Biogas yang dihasilkan dapat ditampung dan disimpan LCPKS yang telah didegradasi secara anaerobik dapat digunakan sebagai air irigasi aplikasi lahan/land application untuk • memanfaatkan nutrisi dalam limbah • menghemat areal untuk kolam • meminimalisasi pencemaran dan konsumsi energi Apabila aplikasi lahan tidak dapat dilakukan, limbah dapat diolah lebih lanjut secara aerobik kolam aerobik atau activated sludge system sampai memenuhi baku mutu lingkungan sebelum dibuang ke sungai. Apabila energi menjadi faktor yang penting, fraksi lumpur dapat diolah secara anaerobik dalam reaktor anaerobik berpengaduk untuk produksi biogas. Lumpur yang sudah diolah dapat digunakan sebagai pupuk bersama dengan limbah cair untuk memanfaatkan nutrisinya. Lumpur juga dapat dikeringkan dengan drum drier untuk dijadikan pakan ternak. Pemanfaatan lain dari lumpur adalah untuk produksi kompos bersama-sama dengan tandan kosong sawit. Lumpur dicampur dengan TKS yang telah dirajang dan dibiarkan beberapa minggu sampai menjadi kompos. Dengan cara ini akan terjadi penguapan air pada lumpur. Tumpukan kompos ini harus dibalik secara periodik agar proses penguapan maksimal. Pada Gambar 2 terlihat beberapa variasi dan konsep alternatif pengolahan LCPKS. Apabila pabrik menggunakan sistem dekender 3 fase, maka tidak diperlukan proses pemisahan lumpur, tetapi proses pengolahan lumpur dan limbah cair adalah serupa. Proses utama dari konsep ini adalah pengolahan secara anaerobik dan pemisahan lumpur. 16 Gambar 2. Konsep pengolahan limbah terpadu PKS dengan separator 2 fase 39 Pengelolaan limbah cair dan lumpur dengan teknologi sistem kolam Teknologi sistem kolam merupakan penanganan limbah cair pabrik kelapa sawit LCPKS yang dianggap paling mudah dan murah bagi pabrik kelapa sawit karena limbah diolah dengan menggunakan prinsip instalasi penanganan air limbah IPAL yang bersifat end of pipe. Gambar 3 menunjukkan proses penanganan limbah cair kelapa sawit dengan menggunakan teknologi sistem kolam PPKS, 2000. Gambar 3. Teknologi penanganan sistem kolam PPKS, 2000 • Recovery Tank Berfungsi untuk mengurangi kadar minyak dari dalam limbah. • Deoiling Pond Berfungsi untuk menangkap minyak yang masih tersisa di dalam limbah, sehingga hanya tersisa 0,4% - 0,6%. • Cooling Pond Berfungsi untuk menurunkan suhu limbah menjadi 20-40 0C, agar mikroorganisme dapat menguraikan limbah. Cooling Pond dapat digantikan dengan Cooling Tower, yang memiliki fungsi sama namun lebih menghemat lahan. Recovery Tank Deoiling Tank Cooling Pond/Tower Netralization Seedling Pond Primary Anerobic Pond Secondary Anerobic Pond Facultative Pond Aerobic Pond FinalPond Public River 40 • Netralization Pond Berfungsi untuk menaikan pH limbah dari 4 menjadi 7,0 – 7,5, dengan menambahkan kaustik soda NaOH atau kapur tohor CaO. • Seedling Pond Berfungsi untuk mengembangbiakan bakteri. Jika sudah siap akan dialirkan ke kolam anaerobik. • Primary Anaerobic Pond Berfungsi untuk mengubah bahan organik majemuk oleh bakteri menjadi asam-asam organik yang mudah menguap. • Secondary Anaerobic Pond Merupakan kelanjutan dari Primary Anaerobic Pond, yang berfungsi untuk mengubah asam organik mudah menguap terutama asam asetat menjadi gas seperti metan, karbondioksida dan hidrogen sulfida. • Facultative Pond Berfungsi untuk menguraikan limbah oleh bakteri fakultatif yang pada penguraian sebelumnya tidak dapat dilakukan oleh bakteri obligat. Dan sebagai kolam transisi sebelum masuk ke aerobic pond. • Aerobic Pond Berfungsi untuk menguraikan senyawa kompleks menjadi sederhana oleh aktivitas mikroorganisme yang memiliki. Bahan organik disintesis menjadi sel-sel baru, dan hasilnya berupa produk akhir CO2, H2O, dan NH3 yang stabil. • Final Pond Berfungsi sebagai penampungan sementara limbah yang telah diolah, dan untuk menguji apakah baku mutunya sesuai dengan peraturan pemerintah pusat dan atau daerah, sebelum dikeluarkan dari sistem pengolahan air limbah. Pengelolaan limbah cair dengan teknologi aplikasi lahan Pemanfaatan limbah cair PKS dengan teknologi aplikasi lahan dilakukan dengan cara mengalirkan limbah yang berasal dari kolam penanganan limbah cair ke parit-parit yang ada di perkebunan kelapa sawit. Pemanfaatan limbah cair PKS menjadi pupuk dikarenakan 41 komposisi limbah cair yang masih banyak mengandung unsur-unsur hara yang tinggi. Proses pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit sebelum dialirkan ke lahan-lahan flat bed perkebunan sama dengan teknologi sistem kolam hingga pada proses pengendapan di kolam anaerobik. Penanganan ini dilakukan bertujuan untuk menurunkan nilai parameter limbah cair seperti BOD < 5000 ppm dan COD < 10000 ppm sehingga lahan dapat menyerap limbah tersebut sebagai pupuk cair organik. Gambar 4 berikut ini adalah yang menunjukkan teknologi yang menggunakan aplikasi lahan PTPN IV, 2004. Gambar 4. Teknologi aplikasi lahan PTPN IV, 2004 Pengelolaan limbah padat dengan teknologi mulsa Penanganan limbah padat berupa tandan kosong sawit dengan menggunakan tekologi mulsa merupakan teknologi penanganan yang paling mudah dan murah diantara sistem penanganan limbah padat lainnya. Proses teknologi mulsa hanya dilakukan dengan meletakkan dan mengatur tandan kosong sawit pada bagian-bagian dari lahan perkebunan sebagai pupuk organik. Penyebaran TKS harus sesuai dengan prosedur 42 agar tidak memicu pembususkan pada tanaman kelapa sawit PPKS, 2000. Selain pemanfaatan nilai haranya, dengan teknologi mulsa juga dapat diperoleh keuntungan sebagai berikut. • Perbaikan struktur tanah oleh mikroorganisme pada pelapukan tandan buah sawit • Pengurangan erosi tanah karena pembentukan lapisan pelindung • Perbaikan penahanan air dan pengurangan penguapan oleh lapisan yang terbentuk. Ada beberapa kerugian pemanfaatan mulsa sebagai pengganti pupuk anorganik, yaitu dapat terjadinya pembentukan jamur karena masih memiliki nilai hara yang tinggi sehingga menimbulkan pencemaran bau pada areal perkebunan. Kontrol yang kurang terhadap nilai-nilai parameter juga dapat memicu proses anaerob yang menyebabkan kematian tanaman kelapa sawit. Pengelolaan limbah cair dan limbah padat TKS dengan teknologi pengomposan Teknologi pembuatan kompos Gambar 5 pada pabrik kelapa sawit terdiri dari 5 tahapan proses, yaitu PTPN IV, 2003 i Pencacahan Tandan Kosong Sawit Pencacahan dilakukan untuk mengecilkan ukuran tandan kosong sawit sehingga bidang kontak proses dapat menjadi lebih besar dan proses pengomposan dapat berjalan dengan baik. ii Pembuatan Tumpukan Pembuatan tumpukan dimaksudkan agar bahan pembuatan dapat ditangani dengan mudah dan bahan tidak bercecer ke mana-mana. Pembuatan tumpukan umunya memiliki lebar 3 meter dan tinggi mencapai 1,2 meter, sedangkan panjangnya tergantung ketersediaan lahan dan produksi kompos. iii Pembalikan Pembalikan dilakukan agar seluruh bagian tumpukan memperoleh aerasi yang cukup sehingga pengomposan dapat berjalan dengan baik. 43 Pembalikan dilakukan 3 – 5 kali dalam seminggu. iv Penyiraman Limbah Cair PKS Penyiraman dengan menggunakan limbah cair PKS bertujuan untuk menambah unsur hara dalam produk pengomposan. Penyiraman dilakukan 3 - 5 kali seminggu. v Pengeringan/Penjemuran Pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran dimaksudkan untuk mengurangi kadar air pada produk kompos yang diproduksi. Beberapa keuntungan penggunaan teknologi kompos, yaitu proses terjadi secara aerobik, tanpa penambahan mikroorganisme, waktu pengomposan 6-8 minggu, mutu produk tinggi dan homogen, resiko kegagalan kecil, memanfaatkan limbah cair, dan kebutuhan tenaga kerja rendah. Gambar 5. Teknologi Pengomposan PPKS, 2000
Pabrik IPAL pabrik kelapa sawit secara konvensional masih menggunakan kolam cooling pond, mixing pond dan anaerobic pond. Hasil dari pengolahan limbah cair ini untuk pupuk cair atau Land application. 24 Jan, 2020 0 IPAL atau Installasi Pengolahan Air Limbah, pada Pabrik Kelapa Sawit. Berlangsung melalui beberapa tahap secara umum yakni, pendinginan, pencampuran, dan penguraian. Pendinginan Pada proses pendinginan, yakni sludge atau limbah murni dari proses pengolahan pabrik yang disini diproduksi dari stasiun klarifikasi. Limbah sludge ini dipompakan ke kolam Cooling Pond. Kolam ini untuk mendinginkan limbah sludge tadi dari suhu awal 85 - 95 derajat celcius sampai dengan menjadi suhu akhirnya 40 - 45 derajat celcius. Tujuan pendinginan ini yakni ketika limbah sludge ini dicampur dengan anaerobik harapannya bakteri-bakteri yang ada didalamnya tidak mati karena kepanasan. Mengapa itulah limbah sludge ini perlu didinginkan sampai dengan suhu akhir 40 - 45 derajat celcius. Biasanya ditahan selama 24 jam lamanya untuk mencapai suhu tersebut. Lantas, hal yang perlu diperhatikan didalam kolam Cooling Pond ini adalah tidak boleh ada kandungan minyak sedikitpun di kolam ini, jika ada segera lakukan pengutipan minyak semaksimal mungkin. Percampuran Jika sudah memenuhi semua parameter didalam kolam Cooling Pond, maka langkah selanjutnya adalah proses pencampuran. Pada proses ini dilakukan di kolam Mixing Pond. Langkah-langkahnya seperti berikut ini Yang pertama, membuat ratio yang tepat dan tidak fluktuatif. Maksudnya adalah proses percampuran yang terjadi di kolam Mixing Pond ini sumbernya berasal dari sludge yang ada di Cooling Pond dan sludge yang sudah terurai oleh bakteri dari kolam Anaerobic Pond. Proses percampuran ini dilakukan secara bersamaan. Jika menggunakan ratio 11 maka, jika dari Cooling Pond sebanyak 100 m3, maka dari Anaerobic juga harus 100 m3. Kemudian jika proses percampuran telah selesai, proses penahanan selama 24 jam seperti pada proses pendingan. Baru kemudian di feeding kan ke kolam Anaerobic sampai habis. Penguraian Pada proses penguraian, bakteri bekerja dengan membutuhkan sedikit oksigen. Karena bakteri Mesofelic ini akan aktif dengan kandungan oksigen yang sedikit. Selama proses penguraian, parameter yang harus dikontrol antara lain adalah PH harus lebih diatas 7 VFA kurang dari 2000 ppm Alkalinity lebih dari 4000 ppm Ratio VFA/Alkalinity kurang dari 0,25 Didalam pengoperasian kolam Anaerobic Pond ini, Operator harus memahami fungsi HRD High Rate Digestion yang berfungsi mempercepat bakteri untuk memakan makanan sehingga perombakan BOD lebih cepat. Unit Kolam Jumlah unit kolam untuk masing-masing pabrik ditentukan dengan Throughput atau kapasitas olah pabrik tersebut. Disini yang akan dicontohkan adalah pabrik dengan kapasitas olah 45 Ton per Hari. Cooling Pond terdiri dari 2 unit kolam Mixing Pond terdiri dari 2 unit kolam Anaerobic Pond terdiri dari 3 unit kolam Pemanfaatan IPAL Satu-satunya industri yang menghasilkan limbah bermanfaat adalah pabrik pengolahan Kelapa Sawit. Tidak ada satupun hasil dari pengolahan kelapa sawit ini yang tidak terpakai atau terbuang percuma. Misalnya adalah Tankos atau Tandan Kosong yakni TBS yang sudah direbus kemudian dirontokan brondolannya, itu disebut Tankos. Tankos ini fungsinya untuk pupuk organik bagi tanaman kelapa sawit. Jadi Tankos dimanfaatkan kembali untuk menjadi pupuk organik di kebun. Dan hasil dari IPAL pabrik kelapa sawit ini digunakan untuk pupuk cair organik, yang menurut penelitian, hasil limbah cair dari pabrik kelapa sawit ini kaya akan urea yang tentunya bisa menyuburkan tanaman kelapa sawit. Proses ini dikenal dengan Land Application. Terimakasih sudah membaca pengetahuan singkat tentang IPAL yang ada di Pabrik Kelapa Sawit. Amri Blog ini adalah buku diary sekaligus tempat untuk berbagi ilmu pengetahuan yang saya ketahui. Meskipun tulisan saya masih belum rapi dan baku tapi akan selalu saya perbaiki waktu demi waktu agar para pembaca kian betah berkunjung. Selamat membaca.
kolam limbah pabrik kelapa sawit